Kategori Museum Sejarah
- Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati, Kuningan
- Masjid Agung Demak, Demak
- Museum Goedang Ransoem, Sawahlunto
- Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta
- Museum Prangko Indonesia, Jakarta 13560
- Museum Sejarah Jakarta, Jakarta
- Museum Sejarah Nasional, Jakarta
- Museum Taman Prasasti, Jakarta Pusat
Gedung Perundingan Linggarjati
Linggarjati kota kecil di kaki Gunung Ciremai, sebelah selatan Cirebon. Di sini, di sebuah rumah yang sejak 1985 menyandang nama resmi Gedung Perundingan Linggarjati pernah berlangsung perundingan antara Indonesia dan Belanda (11-12 November 1946).
Ruang Perundingan Linggarjati
Gedung ini atau disebut juga Museum Linggarjati telah direnovasi. Kini berdiri tegak sebagai saksi sejarah tentang Indonesia yang mencintai kemerdekaan, dan melalui sosok Bung Sjahrir serta kegigihan diplomasinya, juga adalah Indonesia yang mencintai damai.
Bung Sjahrir dan W.Schermerhorn di Pegangsaan Timur no.56. Jakarta
Gedung Perundingan Linggarjati
Berbicara kepada kita melalui adanya
Jl.Gedung Perundingan Linggarjati
Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan
(23 km selatan Cirebon)
Jam Kunjungan
Senin-Jumat 07.00-15.00
Sabtu-Minggu 08.00-17.00
Museum Goedang Ransoem
MUSEUM GOEDANG RANSOEM
SEJARAH: DARI DAPUR UMUM (ORANG RANTAI) KE MUSEUM GOEDANG RANSOEM
Kawasan Dapur Umum dibangun pada tahun 1981, dilengkapi dua buah gudang besar dan Steam Generator (tungku pembakaran) dengan +100 orang karyawan. Dapur umum memasak lebih kurang 65 pikul setiap hari atau setara dengan 3900 kilogram nasi untuk para pekerja tambang batubara (orang rantai), pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang.
Pada zaman Jepang hingga Agresi Belanda II, aktivitas memasak dalam skala besar masih berlangsung, setidak-tidaknya untuk memenuhi kebutuhan makan angkatan perang Belanda dan Jepang. Era berikutnya, memasuki tahun 1950-an, pascaperang, Dapur Umum dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan dan perumahan karyawan tambang Ombilin hingga tahun 1980-an. Dan juga sebagai hunian masyarakat hingga awal tahun 2005.
Sejak tahun 2004-2005 kompleks bangunan bersejarah ini mulai dikonservasi dan ditata oleh Walikota Kota Sawahlunto untuk dimanfaatkan sebagai penyelenggaraan permuseuman. Kemudian pada 17 Desember 2005 bekas Dapur Umum ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla.
Alamat:
MUSEUM GOEDANG RANSOEM
Jl. Abdul Rahman Hakim
Sawahlunto
Sumatra Barat
http://sawahlunto-tourism.com/tourismspots/heritage-buildings/museum-goedang-ransoem
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
SEJARAH GEDUNG
Gedung ini didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa (Art Deco), dengan luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi. Pada tahun 1931, pemiliknya atas nama PT Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.
RUANG PENGESAHAN NASKAH PROKLAMASI
Ruang-ruang yang terdapat di Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai berikut:
1. Ruang Pra-Proklamasi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi. Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, pukul 22.00 WIB (sekitar pukul 23.00 menurut kesaksian Shigetada Nishijima; juru bicara dan staf Pusat Penyelidikan Ekonomi dan Politik yang diketuai oleh Laksamana Tadeshi Maeda), Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, dan Mr.Ahmad Subardjo, diterima oleh Laksamana Maeda di ruang ini (Nishijima mengisahkan dia dan Subardjo bercakap-cakap di serambi depan, sedangkan Soekarno dan Hatta berada di kamar yang sekarang dikenal sebagai Ruang Pra-Proklamasi. Maeda kemudian turun dari lantai dua menemui Soekarno dan Hatta. Beberapa menit kemudian Subardjo dan Nishijima memasuki Ruang Pra-Proklamasi).
HASIL SCAN TEKS PROKLAMASI TULISAN TANGAN BUNG KARNO
2. Ruang Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Ruang ini (ruang makan di kediaman Maeda) merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo memasuki ruang ini dan mengitari meja bundar, untuk merumuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Subardjo yang menyumbangkan pikirannya secara lisan. Hal ini terlihat dari coretan-coretan yang ada.
3. Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi
Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan-lahan, berulang-ulang, dan Beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju.
4. Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi
Setelah persetujuan dari hadirin, Soekarno meminta agar Sayuti Melik (suami S.K.Trimurti) mengetik naskah proklamasi. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruangan bawah tangga dengan ditemani oleh B.M.Diah.
RUANG PENGETIKAN NASKAH PROKLAMASI
PATUNG DADA SUTAN SJAHRIR
MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Jl. Imam Bonjol no.1
Jakarta 10310
Telp. 021-3144 743
Fax. 021-3924 259
http://www.museumperumusannaskahproklamasi.com
No comments:
Post a Comment