Thursday 21 April 2011

Museum Indonesia

Kategori Museum Sejarah


Gedung Perundingan Linggarjati


BUNG SJAHRIR: SANG OBOR KEMANUSIAAN

Linggarjati kota kecil di kaki Gunung Ciremai, sebelah selatan Cirebon. Di sini, di sebuah rumah yang sejak 1985 menyandang nama resmi Gedung Perundingan Linggarjati pernah berlangsung perundingan antara Indonesia dan Belanda (11-12 November 1946).

linggarjati_ruang.jpg

Ruang Perundingan Linggarjati

Gedung ini atau disebut juga Museum Linggarjati telah direnovasi. Kini berdiri tegak sebagai saksi sejarah tentang Indonesia yang mencintai kemerdekaan, dan melalui sosok Bung Sjahrir serta kegigihan diplomasinya, juga adalah Indonesia yang mencintai damai.

linggarjati_tanda_tangan.jpg

Bung Sjahrir dan W.Schermerhorn di Pegangsaan Timur no.56. Jakarta

linggarjati_gedung.jpg

Gedung Perundingan Linggarjati
Berbicara kepada kita melalui adanya

Alamat

Jl.Gedung Perundingan Linggarjati
Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan
(23 km selatan Cirebon)

Jam Kunjungan
Senin-Jumat 07.00-15.00
Sabtu-Minggu 08.00-17.00


Museum Goedang Ransoem

gr_museum_goedang_ransoem.jpg

MUSEUM GOEDANG RANSOEM

SEJARAH: DARI DAPUR UMUM (ORANG RANTAI) KE MUSEUM GOEDANG RANSOEM


Kawasan Dapur Umum dibangun pada tahun 1981, dilengkapi dua buah gudang besar dan Steam Generator (tungku pembakaran) dengan +100 orang karyawan. Dapur umum memasak lebih kurang 65 pikul setiap hari atau setara dengan 3900 kilogram nasi untuk para pekerja tambang batubara (orang rantai), pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang.

Pada zaman Jepang hingga Agresi Belanda II, aktivitas memasak dalam skala besar masih berlangsung, setidak-tidaknya untuk memenuhi kebutuhan makan angkatan perang Belanda dan Jepang. Era berikutnya, memasuki tahun 1950-an, pascaperang, Dapur Umum dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan dan perumahan karyawan tambang Ombilin hingga tahun 1980-an. Dan juga sebagai hunian masyarakat hingga awal tahun 2005.

Sejak tahun 2004-2005 kompleks bangunan bersejarah ini mulai dikonservasi dan ditata oleh Walikota Kota Sawahlunto untuk dimanfaatkan sebagai penyelenggaraan permuseuman. Kemudian pada 17 Desember 2005 bekas Dapur Umum ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla.


Alamat:


MUSEUM GOEDANG RANSOEM
Jl. Abdul Rahman Hakim
Sawahlunto
Sumatra Barat

Telp. 0754-61985

http://sawahlunto-tourism.com/tourismspots/heritage-buildings/museum-goedang-ransoem


Museum Perumusan Naskah Proklamasi

mpnp_museum.jpg

MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI

SEJARAH GEDUNG
Gedung ini didirikan sekitar tahun 1920 dengan arsitektur Eropa (Art Deco), dengan luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter persegi. Pada tahun 1931, pemiliknya atas nama PT Asuransi Jiwasraya. Ketika pecah Perang Pasifik, gedung ini dipakai British Consul General sampai Jepang menduduki Indonesia.


mpnp_ruang_iv.jpg

RUANG PENGESAHAN NASKAH PROKLAMASI

Ruang-ruang yang terdapat di Museum Perumusan Naskah Proklamasi sebagai berikut:

1. Ruang Pra-Proklamasi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Ruang ini merupakan tempat peristiwa sejarah yang pertama dalam persiapan Perumusan Naskah Proklamasi. Setelah kembali dari Rengasdengklok tanggal 16 Agustus 1945, pukul 22.00 WIB (sekitar pukul 23.00 menurut kesaksian Shigetada Nishijima; juru bicara dan staf Pusat Penyelidikan Ekonomi dan Politik yang diketuai oleh Laksamana Tadeshi Maeda), Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, dan Mr.Ahmad Subardjo, diterima oleh Laksamana Maeda di ruang ini (Nishijima mengisahkan dia dan Subardjo bercakap-cakap di serambi depan, sedangkan Soekarno dan Hatta berada di kamar yang sekarang dikenal sebagai Ruang Pra-Proklamasi. Maeda kemudian turun dari lantai dua menemui Soekarno dan Hatta. Beberapa menit kemudian Subardjo dan Nishijima memasuki Ruang Pra-Proklamasi).


mpnp_teks.jpg

HASIL SCAN TEKS PROKLAMASI TULISAN TANGAN BUNG KARNO

2. Ruang Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Ruang ini (ruang makan di kediaman Maeda) merupakan tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Soekarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo memasuki ruang ini dan mengitari meja bundar, untuk merumuskan konsep naskah proklamasi. Soekarno yang menuliskan naskah proklamasi di atas secarik kertas, sedangkan Hatta dan Ahmad Subardjo yang menyumbangkan pikirannya secara lisan. Hal ini terlihat dari coretan-coretan yang ada.

3. Ruang Pengesahan Naskah Proklamasi
Ruang ini merupakan ruang pengesahan/penandatanganan naskah proklamasi. Konsep naskah proklamasi diutarakan oleh Soekarno kepada hadirin di ruang ini dan dibacakan secara perlahan-lahan, berulang-ulang, dan Beliau meminta persetujuan atas rumusan naskah proklamasi tersebut. Jawaban hadirin adalah setuju.

4. Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi
Setelah persetujuan dari hadirin, Soekarno meminta agar Sayuti Melik (suami S.K.Trimurti) mengetik naskah proklamasi. Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruangan bawah tangga dengan ditemani oleh B.M.Diah.

mpnp_ruang4.jpg

RUANG PENGETIKAN NASKAH PROKLAMASI

mpnp_sutan_syahrir.jpg

PATUNG DADA SUTAN SJAHRIR

Alamat:

MUSEUM PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
Jl. Imam Bonjol no.1
Jakarta 10310

Telp. 021-3144 743
Fax. 021-3924 259

http://www.museumperumusannaskahproklamasi.com

No comments:

Post a Comment